Imron G. Romanza

Tembaklah bulan, sekalipun meleset paling tidak kamu mendapatkan bintang

Selasa, 20 September 2016

Macam - Macam Simbol Pada Kemasan Plastik

Secara umum, kemasan plastik diberikan label-label sebagai berikut:bisphenol a list
  1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate) dengan berlabel angka 01 dalam segitiga biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral. Botol-botol dengan bahan ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan dipakai untuk menyimpan air hangat apalagi panas.
  2. HDPE (high density polyethylene) berlabel angka 02 dalam segitiga biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu. Direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian.
  3. V atau PVC (polyvinyl chloride) berlabel angka 03 dalam segitiga adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.
  4. LDPE (low density polyethylene) berlabel angka 04 dalam segitiga biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan berkode ini dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang ini bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan.
  5. PP (polypropylene) berlabel angka 05 dalam segitiga adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik botol ini transparan yang tidak jernih atau berawan.
  6. PS (polystyrene) berlabel angka 06 dalam segitiga biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.
  7. Other (biasanya polycarbonate) berlabel angka 07 dalam segitiga bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon.
botol plastik
Kemasan plastik yang paling banyak dan paling aman digunakan adalah yang terbuat dari polyethylene (PE) dan polyprophylene (PP) yang dilabeli terkadang juga dilabeli dengan gambar gelas dan garpu atau ada tulisan `untuk makanan` atau `for food use`.
Sayangnya masih banyak barang plastik yang tidak mencantumkan simbol-simbol ini, terutama barang plastik buatan lokal. Pemerintah Indonesia sendiri baru berencana untuk mewajibkan produsen kemasan makanan melakukan penandaaan atau memberi label. Rencana ini mulai diterapkan bulan November mendatang.
Oleh karena itu, kalau anda ragu lebih baik tidak menggunakannya.Terima kasih semoga bermanfaat

sumber : https://alamendah.org/2009/07/17/mengenal-bahaya-kemasan-plastik-dan-kresek/

BPO atau Bahan Perusak Ozon

Bahan Perusak Ozon (BPO) dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari masih saja ditemukan. Padahal penggunaan Bahan Perusak Ozon menjadi pemicu utama menipisnya lapisan ozon, di samping penggundulan hutan dan gas buang kendaraan bermotor dan pabrik.
Bahan Perusak Lapisan Ozon (BPO) adalah senyawa-senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan molekul ozon di lapisan stratosfer, sehingga menjadikan lapisan ozon semakin tipis bahkan rusak. Dalam masyarakat modern senyawa-senyawa kimia perusak lapisan ozon banyak digunakan oleh manusia mulai di rumah tangga hingga dunia industri. Semakin banyak penggunaan bahan kimia perusak ozon maka akan semakin memperparah kerusakan lapisan ozon.
Padahal lapisan ozon yang terdapat di stratosfer, sekitar 50 km dari permukaan bumi, menjadi pelindung bumi dari radiasi ultraviolet yang disebabkan oleh matahari. Menipisnya lapisan ozon mengakibatkan global warming yang memicu pencairan es di kutub, peningkatan tinggi permukaan air laut, tidak menentunya cuaca dan iklim, dan meningkatnya bencana alam. Penipisan lapisan ozon pun mengakibatkan meningkatkan radiasi ultraviolet sinar matahari ke bumi yang dapat menimbulkan penyakit kanker kulit, katarak mata, dan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi, menghambat pertumbuhan tanaman, hingga memusnahkan organisme kecil di bumi.

Bahan Perusak Ozon (BPO) dan Penggunaannya

Protokol Montreal, sebuah perjanjian internasional pada tahun 1987, telah mengatur pengawasan produksi, konsumsi, dan perdagangan bahan-bahan perusak lapisan ozon. Protokol Montreal mengalami penyempurnaan melalui Amandemen London (1989), Amandemen Kopenhagen (1992), Amandemen Montreal (1997), serta Amandemen Beijing (1999), di mana pada kesemuanya Indonesia ikut meratifikasi. Selain mencantumkan jenis-jenis bahan kimia perusak ozon pun memuat jadwal penghapusan masing-masing jenis Bahan Perusak Ozon (BPO). (Baca : Hari Perlindungan Lapisan Ozon Sedunia 2014)
Adapun bahan-bahan perusak ozon dan penggunaannya antara lain :
  • Klorofluorokarbon (CFC) atau freon. Jenis CFC yang kerap digunakan adalah CFC-11 (trichloromonofluoromethane) dan CFC-12 (dichlorodifluoromethane). Bahan kimia ini banyak digunakan sebagai bahan pengembang dalam pembuatan busa dan panel insulasi, bahan pendingin dalam berbagai berbagai peralatan refrigerasi, serta bahan pendorong (propelan) dalam tabung spray, bahan pelarut dan pembersih. Barang-barang yang kerap menggunakannya adalah lemari es, Air Conditioner (AC), dan aerosol.
  • Hidroklorofluorokarbon (HCFC) atau freon, penggunaannya sama seperti CFC.
  • Halon. Jenisnya adalah bromo chlorodifluoro methane dan bromo triifuoro methane, digunakan sebagai bahan pemadam kebakaran.
  • Carbon Tetrachloride (CC14) atau karbon tetraklorida. Digunakan sebagai bahan pelarut, pembersih, bahan pemadam kebakaran, dan refrigerasi.
  • Methyl Chloroform (CH3CCI3). penggunaannya sama dengan karbon tetraklorida.
  • Methyl Bromida (CH3Br). Digunakan sebagai pestisida, bahan fumigasi dalam pergudangan dan dan karantina pertanian.
 Kini telah banyak barang yang tidak lagi menggunakan bahan-bahan perusak ozon tersebut, meskipun tidak semuanya. Namun sebelum semua bahan-bahan kimia tersebut dihapus, cukup bijak jika kemudian kita selektif dalam memilih produk-produk yang bebas dari bahan perusak ozon.
Referensi dan gambar :
Permen Perindustrian RI No. 33/M-IND/PER/4/2007
Permen Perdagangan RI No. 40/M-DAG/7/2014
alwaysbeon.wordpress.com/2009/05/25/program-perlindungan-lapisan-ozon
 
sumber : https://alamendah.org/2014/09/13/bahan-perusak-ozon-bpo-dan-penggunaannya/ 

Sterofoam si SAMPAH ABADI

Styrofoam atau sterefoam Sang Sampah Abadi, gak akan pernah bisa terurai.
Mengenal Styrofoam atau Sterefoam. Sampai sekarang saya tidak mengetahui bahasa Indonesia dari styrofoam. Beberapa orang mengalihbahasakannya menjadi sterefoam, meskipun sepertinya kata tersebut tetap tidak tertera dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Namun styrofoam atau sterefoam sudah jamak kita temukan dan gunakan. Styrofoam banyak digunakan mulai pada pengemasan barang-barang elektronik hingga sebagai kemasan makanan.
Styrofoam (disebut juga polystyrene) umumnya berwarna putih bersih. Bentuknya simpel dan ringan. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styrene ini kerap dijadikan bungkus makanan lantaran mampu mencegah kebocoran dan mampu mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang. Bentuknya yang ringan menjadikan styrofoam mudah dibawa. Makanan yang disimpan di sana juga tetap segar dan utuh. Tidak hanya itu, alasan dipilihnya styrofoam sebagai bahan pembungkus makanan terlebih karena biaya pengemasannya yang murah.
Dengan segala kelebihannya itulah, styrofoam kini menjadi pilihan utama dalam membungkus makanan. Mulai dari restoran cepat saji, pedagang jajanan di pinggir jalan, hingga dalam berbagai acara dan kegiatan, styrofoam sering kali menjadi pilihan.
Styrofoam sebagai pembungkus makanan
Styrofoam sebagai pembungkus makanan (gbr: inhabitat.com)

Namun di balik kelebihannya itu, styrofoam ternyata sangat berbahasa bagi kesehatan. Komponen styrofoam (benzen, carsinogen, dan styrene) dapat menimbulkan kerusakan pada sum-sum tulang belakang, menimbulkan anemia dan mengurangi produksi sel darah merah hingga meningkatkan resiko kanker. Komponen ini mudah terlepas saat styrofoam bersentuhan dengan panas, lemak, atau minyak.
Styrofoam Sampah Abadi yang Tidak Terurai. Di samping berbahaya bagi tubuh, styrofoam atau sterefoam pun berbahaya bagi lingkungan. Jika plastik membutuhkan waktu hingga 500-an tahun untuk dapat terurai di dalam tanah, styrofoam justru tidak pernah dapat terurai. Sehingga sebungkus sampah styrofoam di dalam tanah akan tetap pada bentuknya, tidak berubah, apalagi hancur hingga kapanpun, mungkin hingga kiamat tiba.
Dengan jumlah styrofoam yang kita gunakan dalam seharinya, dikalikan jumlah penduduk bumi, dikalikan jumlah hari, dapat kita bayangkan berapa banyak sampah styrofoam yang kemudian akan menumpuk mencemari tanah, air, dan laut di bumi. Dengan berbagai kandungan kimia yang terdapat di dalamnya, berapa banyak organisme bumi yang akan menerima dampaknya?. Dengan konsumsi sampah styrofoam kita saat ini, bisa jadi puluhan tahun yang akan datang, bumi berubah menjadi daratan styrofoam.
Saat ini telah ditemukan styrofoam yang disebut Oxodegradable Polystyrene, yang katanya lebih ramah lingkungan. Styrofoam jenis ini telah diberi tambahan bahan oxium sehingga dapat terurai meskipun membutuhkan waktu hingga 4 tahun.
Namun yang pasti kita semua meski memahami bahwa kita sebenarnya harus membayar sangat mahal dengan semakin banyaknya timbunan sampah abadi yang tidak akan terurai seiring dengan penggunaan stryofom yang katanya praktis dan murah. Akankah kita mewariskan ‘bumi styrofoam’ pada cucu-cucu kita?

sumber : https://alamendah.org/2012/05/16/styrofoam-atau-sterefoam-sang-sampah-abadi/

Dampak Plastik Terhadap Lingkungan

Sebagaimana yang diketahui, plastik kini telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang.
Konsumsi berlebih terhadap plastik, pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.
Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Minyak, gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui. Semakin banyak penggunaan palstik berarti semakin cepat menghabiskan sumber daya alam tersebut.
Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari polychlorinated biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT. Serta kantong plastik yang sulit untuk diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun. Akan memberikan akibat antara lain:
  • Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
  • Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
  • PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
  • Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
  • Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.
  • Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
  • Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
  • Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.
  • Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
  • Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.
Sebagai tambahan pemahaman, admin beberkan beberapa fakta yang berkaitan dengan sampah plastik dan lingkungan:
  • Kantong plastik sisa telah banyak ditemukan di kerongkongan anak elang laut di Pulau Midway, Lautan Pacific
  • Sekitar 80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik.
  • Dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan dalam setiap mil persegi terdapat  46,000 sampah plastik mengambang di lautan.
  • Setiap tahun, plastik telah ’membunuh’ hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut dan ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya.
  • banyak penyu di kepulauan seribu yang mati karena memakan plastik yang dikira ubur-ubur, makanan yang disukainya.
Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna maka akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup dioksin ini manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit di antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi.
Terus gimana, dong?. Kita memang tidak mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%, tetapi yang paling memungkinkan adalah dengan memakai ulang plastik (reuse), mengurangi pemakaian plastik (reduce), dan mendaur ulang (recycle). Terakhir, mungkin perlu regulasi dari pemerintah untuk meredam semakin meningkatnya penggunaan plastik.

Sekarang telah ditemukan alat pengubah sampah plastik menjadi minyak yang sekelas dengan minyak tanah bahkan bensin. Teknologi ini sudah lama ditemukan oleh peneliti Jepang, dan di Indonesia telah dikembangkan dalam berbagai bentuk alat yang memiliki fungsi sama yaitu mengubah sampah plastik menjadi minyak. Salah satunya alat buatan Pak Tri Handoko guru SMKN 3 Kimia Madiun ini. Semoga seiring berkembangnya teknologi tersebut bisa mengurangi limbah plastik dan bisa diubah menjadi bahan bakar lagi.


Sumber : https://alamendah.org/2009/07/23/dampak-plastik-terhadap-lingkungan/ (dengan perubahan)