Assalamualaikum
warohmatullohi wabarokatuh
Selamat pagi
dan salam sejahtera untuk kita semua
Bapak Kepala
Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun yang saya hormati,
Bapak Prof.Ahmad
Widjaya,ST dan Bapak Ir.Suwarno Atmadja selaku narasumber pengolahan limbah
yang saya dambakan,
Serta tamu
undangan dari organisasi Gerakan Pramuka, Pecinta Alam(Pala), dan Lingkungan
Hidup tingkat SMA sederajat se-Kota Madiun yang saya banggakan.
Pertama tama
marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt, karena atas limpahan
berkat, rahmat, dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul dalam acara Peringatan
Hari Lingkungan Hidup yang bertepatan pada hari ini, tanggal 5 Juni 2014 dalam
keadaan sehat wal afiat. Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran saudara
saudara. Tema Peringatan Hari Lingkungan Hidup tahun 2014 adalah “Peduli Sampah
dan Tanaman”.
Hadirin yang
berbahagia,
Sebelum
memulai pidato ini, saya sebagai ketua panitia akan menyampaikan garis besar
kegiatan ini. Secara garis besar, kegiatan ini antara lain reboisasi dan
pengolahan limbah padat non-B3. Kegiatan reboisasi akan dilaksanakan oleh
seluruh peserta. Setiap peserta minimal mampu menanam 2 bibit pohon. Pohon yang
akan kita tanam adalah pohon Jati(Tectona
Grandis) dan Mahoni(Swietenia Mahagoni) yang sudah disediakan oleh panitia.
Kemudian, kegiatan pengolahan limbah akan dilaksanakan di Balai Lingkungan
Hidup. Kita akan mengolah berbagai limbah yang sebenarnya masih memiliki nilai
ekonomis. Antara lain pengolahan sampah plastik menjadi minyak dengan metode pyrolysis,
pengolahan sampah daun menjadi Pupuk Bokashi, dan pengolahan bionetral dari
berbagai limbah organik seperti limbah sayur/buah. Untuk kegiatan pengolahan
limbah akan dipandu oleh bapak Prof.Ahmad Widjaya,S.T. dan Bapak Ir.Suwarno
Armadja.
Hadirin
sekalian,
Pada dasarnya
kita perlu mengetahui peran penting lingkungan dalam kehidupan manusia. Kita
hidup saling ketergantungan dengan lingkungan. Jika lingkungan sehat akan
berdampak baik bagi kita, begitu juga sebaliknya. Tahukah anda bahwa ada sekelompok
manusia perusak lingkungan? Mereka dengan keserakahannya menebang pohon tanpa
menanam ulang, membakar hutan dengan membabi buta tanpa tahu akibatnya,
mencemari air, tanah, dan udara tanpa pernah berfikir panjang. Kita semua yang
harus memulai perubahan diri untuk menanggulangi kerusakan lingkungan tersebut.
Saudara –
saudaraku,
Apakah kita
akan diam saja saat bumi yang kita tinggali dirusak? Tentu saja tidak. Kita
perlu mengetahui cara mengatasi kerusakan lingkungan, yaitu dengan metode 5R(Reduce,
Reuse, Recycle, Recovery, dan Replant). Reduce
yaitu mengurangi barang-barang yang berpotensi menjadi limbah, misalnya mengurangi
pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar, mengurangi barang
– barang yang sekali pakai seperti tisu, dsb.
Reuse berarti menggunakan kembali sampah
yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama/fungsi lainnya. Misalnya, saat
kita pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan, usahakan untuk membawa tas belanja
sendiri. Contoh lain: hindari untuk menggunakan tisu! Di dunia ini setiap
tahunnya, ada ribuan pohon ditebang oleh pabrik pabrik untuk membuat tisu. Padahal
untuk menunggu bibit pohon tumbuh menjadi pohon besar memerlukan waktu puluhan
tahun. Dan hasil akhir dari penggunaan tisu hanya akan menambah sampah kertas
yang sulit terurai. Apalagi jika dibuang sembarangan akan mencemari tanah dan
kadar kesuburan tanah akan berkurang.
Maka gunakanlah sapu tangan yang bisa dipakai berkelanjutan. Selain
menghemat pengeluaran biaya, kita juga membantu mengurangi penebangan pohon dan
mengurangi penambahan jumlah sampah.
Yang ketiga
yaitu Recycle artinya mendaur ulang
kembali sampah menjadi produk baru yang bermanfaat. Contohnya pengolahan plastik
menjadi bahan bakar minyak. Mengapa sampah plastik sangat vital untuk kita
tangani? Perlu kita ketahui bahwa sampah plastik memerlukan waktu 80-100 tahun untuk
terurai, namun ada juga komposisi plastik yang memerlukan waktu lebih dari itu,
bahkan 1000 tahun. Tiap harinya, setiap
orang menggunakan 0,5kg plastik. Jika jumlah penduduk Kota Madiun sekitar
145ribu orang, maka 0,5 kg dikalikan 145ribu orang menjadi 72.500kg setiap
harinya. Apakah TPA cukup menampung hanya sampah plastik sebesar itu setiap
hari? Tentu saja tidak, TPA Kota Madiun sekarang telah menggunakan alat
pengolahan minyak plastik dalam skala besar. Ini pun dirasa cukup untuk
menanggulangi penumpukan sampah plastik. Bahaya lain sampah plastik jika
dibuang sembarangan akan mencemari tanah dan bahkan bisa menyebabkan tanah
amblas. Namun, sistem pengolahan sampah secara sentralisasi dirasa kurang
efektif. Hal ini perlu diadakan sistem pengolahan sampah secara
sentral-desentralisasi, artinya pengolahan limbah tidak hanya mengandalkan TPA,
namun alangkah baiknya di setiap TPS dilakukan pengolahan sampah juga.
Langkah
selanjutnya yaitu Recovery atau
mengganti pemakaian barang yang ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali.
Misalnya menggunakan kantong plastik sebagai tas belanja sendiri.
Langkah ke-5
yaitu Replant. Replant adalah kegiatan
reboisasi atau penanaman kembali. Menanam pohon dapat mengurangi polusi udara
dan mengurangi emisi karbon gas rumah kaca, sehingga mampu menanggulangi global
warming. Di alam ini, banyak sampah – sampah yang mengandung senyawa karbon
dibakar sehingga menghasilkan gas CO2 dan uap air. Gas CO2 yang
berlebih berpotensi merusak ozon, sehingga suhu di bumi makin panas, wilayah
kutub es mencair, sehingga menyebabkan banjir di dataran rendah, belum lagi
penyakit – penyakit yang ditimbulkan oleh sinar UV antara lain kanker kulit,
iritasi mata, dsb. Sungguh amat mengerikan. Cara mencegah itu semua yaitu
dengan menanam berbagai macam pohon. Sebatang pohon yang berumur 10 tahun dapat
mereduksi 6 kg gas CO2/tahun. Manfaat pohon yang lain yaitu
meningkatkan kualitas air tanah, membersihkan oksigen yang kita hirup,
menyejukkan suhu bumi, dll. Berasarkan riset yang dilakukan sejumlah rumah
sakit di Amerika, pasien yang kamarnya menghadap ke pepohonan lebih cepat
sembuh dibaning yang hanya menikmati tembok bangunan.
Hadirin yang
dirahmati Allah swt,
Sesungguhnya
Allah swt menciptakan manusia sebagai khalifah atau pemimpin di bumi. Dan Allah
swt tidak menyukai orang – orang yang merusak alam. Marilah kita meningkatkan
kesadaran diri dari hal yang paling kecil, seperti membuang sampah pada
tempatnya. Sesungguhnya kebersihan adalah sebagian dari iman. Mari kita
tingkatkan iman dengan mengolah sampah dan lingkungan. Bumi yang kita pijak
bukanlah warisan dari nenek moyang kita, tetapi pinjaman dari anak cucu kita di
masa mendatang. Artinya, bumi yang kita tempati sekarang bukan pemberian nenek
moyang kita, tetapi merupakan pinjaman dari anak cucu kita. Kita pun harus
mengembalikan keadaan bumi dengan baik untuk kelangsungan anak cucu kita kelak.
Demikian yang
dapat saya sampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Semoga
kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua dan meningkatkan kesaaran diri dalam
membangun lingkungan. Mohon maaf bila ada kesalahan kata dalam pengucapan atau
tindakan saya baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Wabillahi
taufik wal hidayah
Wassalamualaikum
warohmatullohi wabarokatuh