Imron G. Romanza

Tembaklah bulan, sekalipun meleset paling tidak kamu mendapatkan bintang

Kamis, 30 Januari 2014

Ulasan : Pidato Lingkungan Hidup



Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua
Bapak Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun yang saya hormati,
Bapak Prof.Ahmad Widjaya,ST dan Bapak Ir.Suwarno Atmadja selaku narasumber pengolahan limbah yang saya dambakan,
Serta tamu undangan dari organisasi Gerakan Pramuka, Pecinta Alam(Pala), dan Lingkungan Hidup tingkat SMA sederajat se-Kota Madiun yang saya banggakan.
Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt, karena atas limpahan berkat, rahmat, dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul dalam acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup yang bertepatan pada hari ini, tanggal 5 Juni 2014 dalam keadaan sehat wal afiat. Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran saudara saudara. Tema Peringatan Hari Lingkungan Hidup tahun 2014 adalah “Peduli Sampah dan Tanaman”.
Hadirin yang berbahagia,
Sebelum memulai pidato ini, saya sebagai ketua panitia akan menyampaikan garis besar kegiatan ini. Secara garis besar, kegiatan ini antara lain reboisasi dan pengolahan limbah padat non-B3. Kegiatan reboisasi akan dilaksanakan oleh seluruh peserta. Setiap peserta minimal mampu menanam 2 bibit pohon. Pohon yang akan kita tanam adalah pohon Jati(Tectona Grandis) dan Mahoni(Swietenia Mahagoni) yang sudah disediakan oleh panitia. Kemudian, kegiatan pengolahan limbah akan dilaksanakan di Balai Lingkungan Hidup. Kita akan mengolah berbagai limbah yang sebenarnya masih memiliki nilai ekonomis. Antara lain pengolahan sampah plastik menjadi minyak dengan metode pyrolysis, pengolahan sampah daun menjadi Pupuk Bokashi, dan pengolahan bionetral dari berbagai limbah organik seperti limbah sayur/buah. Untuk kegiatan pengolahan limbah akan dipandu oleh bapak Prof.Ahmad Widjaya,S.T. dan Bapak Ir.Suwarno Armadja.
Hadirin sekalian,
Pada dasarnya kita perlu mengetahui peran penting lingkungan dalam kehidupan manusia. Kita hidup saling ketergantungan dengan lingkungan. Jika lingkungan sehat akan berdampak baik bagi kita, begitu juga sebaliknya. Tahukah anda bahwa ada sekelompok manusia perusak lingkungan? Mereka dengan keserakahannya menebang pohon tanpa menanam ulang, membakar hutan dengan membabi buta tanpa tahu akibatnya, mencemari air, tanah, dan udara tanpa pernah berfikir panjang. Kita semua yang harus memulai perubahan diri untuk menanggulangi kerusakan lingkungan tersebut.
Saudara – saudaraku,
Apakah kita akan diam saja saat bumi yang kita tinggali dirusak? Tentu saja tidak. Kita perlu mengetahui cara mengatasi kerusakan lingkungan, yaitu dengan metode 5R(Reduce, Reuse, Recycle, Recovery, dan Replant). Reduce yaitu mengurangi barang-barang yang berpotensi menjadi limbah, misalnya mengurangi pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar, mengurangi barang – barang yang sekali pakai seperti tisu, dsb.
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama/fungsi lainnya. Misalnya, saat kita pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan, usahakan untuk membawa tas belanja sendiri. Contoh lain: hindari untuk menggunakan tisu! Di dunia ini setiap tahunnya, ada ribuan pohon ditebang oleh pabrik pabrik untuk membuat tisu. Padahal untuk menunggu bibit pohon tumbuh menjadi pohon besar memerlukan waktu puluhan tahun. Dan hasil akhir dari penggunaan tisu hanya akan menambah sampah kertas yang sulit terurai. Apalagi jika dibuang sembarangan akan mencemari tanah dan kadar kesuburan tanah akan berkurang.  Maka gunakanlah sapu tangan yang bisa dipakai berkelanjutan. Selain menghemat pengeluaran biaya, kita juga membantu mengurangi penebangan pohon dan mengurangi penambahan jumlah sampah.
Yang ketiga yaitu Recycle artinya mendaur ulang kembali sampah menjadi produk baru yang bermanfaat. Contohnya pengolahan plastik menjadi bahan bakar minyak. Mengapa sampah plastik sangat vital untuk kita tangani? Perlu kita ketahui bahwa sampah plastik memerlukan waktu 80-100 tahun untuk terurai, namun ada juga komposisi plastik yang memerlukan waktu lebih dari itu, bahkan 1000 tahun.  Tiap harinya, setiap orang menggunakan 0,5kg plastik. Jika jumlah penduduk Kota Madiun sekitar 145ribu orang, maka 0,5 kg dikalikan 145ribu orang menjadi 72.500kg setiap harinya. Apakah TPA cukup menampung hanya sampah plastik sebesar itu setiap hari? Tentu saja tidak, TPA Kota Madiun sekarang telah menggunakan alat pengolahan minyak plastik dalam skala besar. Ini pun dirasa cukup untuk menanggulangi penumpukan sampah plastik. Bahaya lain sampah plastik jika dibuang sembarangan akan mencemari tanah dan bahkan bisa menyebabkan tanah amblas. Namun, sistem pengolahan sampah secara sentralisasi dirasa kurang efektif. Hal ini perlu diadakan sistem pengolahan sampah secara sentral-desentralisasi, artinya pengolahan limbah tidak hanya mengandalkan TPA, namun alangkah baiknya di setiap TPS dilakukan pengolahan sampah juga.
Langkah selanjutnya yaitu Recovery atau mengganti pemakaian barang yang ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali. Misalnya menggunakan kantong plastik sebagai tas belanja sendiri.
Langkah ke-5 yaitu Replant. Replant adalah kegiatan reboisasi atau penanaman kembali. Menanam pohon dapat mengurangi polusi udara dan mengurangi emisi karbon gas rumah kaca, sehingga mampu menanggulangi global warming. Di alam ini, banyak sampah – sampah yang mengandung senyawa karbon dibakar sehingga menghasilkan gas CO­2 dan uap air. Gas CO2 yang berlebih berpotensi merusak ozon, sehingga suhu di bumi makin panas, wilayah kutub es mencair, sehingga menyebabkan banjir di dataran rendah, belum lagi penyakit – penyakit yang ditimbulkan oleh sinar UV antara lain kanker kulit, iritasi mata, dsb. Sungguh amat mengerikan. Cara mencegah itu semua yaitu dengan menanam berbagai macam pohon. Sebatang pohon yang berumur 10 tahun dapat mereduksi 6 kg gas CO2/tahun. Manfaat pohon yang lain yaitu meningkatkan kualitas air tanah, membersihkan oksigen yang kita hirup, menyejukkan suhu bumi, dll. Berasarkan riset yang dilakukan sejumlah rumah sakit di Amerika, pasien yang kamarnya menghadap ke pepohonan lebih cepat sembuh dibaning yang hanya menikmati tembok bangunan.
Hadirin yang dirahmati Allah swt,
Sesungguhnya Allah swt menciptakan manusia sebagai khalifah atau pemimpin di bumi. Dan Allah swt tidak menyukai orang – orang yang merusak alam. Marilah kita meningkatkan kesadaran diri dari hal yang paling kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya. Sesungguhnya kebersihan adalah sebagian dari iman. Mari kita tingkatkan iman dengan mengolah sampah dan lingkungan. Bumi yang kita pijak bukanlah warisan dari nenek moyang kita, tetapi pinjaman dari anak cucu kita di masa mendatang. Artinya, bumi yang kita tempati sekarang bukan pemberian nenek moyang kita, tetapi merupakan pinjaman dari anak cucu kita. Kita pun harus mengembalikan keadaan bumi dengan baik untuk kelangsungan anak cucu kita kelak.
Demikian yang dapat saya sampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua dan meningkatkan kesaaran diri dalam membangun lingkungan. Mohon maaf bila ada kesalahan kata dalam pengucapan atau tindakan saya baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Wabillahi taufik wal hidayah
Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh

0 komentar:

Posting Komentar